Revolusi Perfilman Indonesia
Setiap orang terbiasa fokus pada
visual sebuah film, akan tetapi suara yang baik termasuk adalah setengah dari
kesempurnaan sebuah film. Dari sebuah nada ledakan pada pertengahan pertempuran,
pergerakan robot-robot, suara-suara tembakan, petir yang menyambar, hingga
suara peluncuran roket, dan masih banyak lagi yang lainnya, suara pukulan,
ombak, angin, ban yang memekik, dan botol setengah kosong jatuh dari saku dan
meledak.
Salah satu legendaris Sound Designer, Ben Burtt, adalah
seseorang yang berada di balik penciptaan suara-suara dan efek-efek suara pada
film Star Wars, Indiana Jones, dan Wall-E.
Ben Burtt kembali ke dunia Sci-Fi
untuk menciptakan seluruh suara yang membuat Wall-E menjadi lebih hidup dan sangat menawan.
Wall-E
merupakan salah satu film dengan genre Sci-Fi
atau Science Fiksi yang dirilis pada
tahun 2008. Film ini adalah salah satu film Pixar
terfavorit pada masanya bahkan masih cukup diminati oleh beberapa orang hingga
saat ini.
Ben Burtt menempatkan audio-audio
buatannya pada klip mentah Wall-E
yang masih bisu untuk memberikannya suara.
Meskipun masih ada banyak orang yang
berpikir bahwa hal paling penting dan mendasar dari sebuah film adalah pada
visualnya, namun untuk sound, meliputi dialog, musik latar belakang, dan efek
suara saat ini tidak dapat diremehkan. Sebuah suara seringkali memiliki
kerumitan yang cukup tinggi bahkan setara dengan kerumitan visualnya.
Pembuatan-pembuatan efek-efek suara
yang telah banyak dipaparkan kepada publik, menunjukkan adanya kesederhanaan
pencarian efek suara yang sesuai. Beberapa diantaranya didapatkan dari
barang-barang bekas yang sering dijumpai di sekitar para sound desainer. Mereka
merangkai benda-benda tersebut, mencoba menimbulkan suara-suara dari itu,
mencocokkannya dengan apa yang diperlukan. Jika telah dirasa cocok, maka suara
tersebut akan segera direkam untuk nantinya dimasukkan ke dalam komputer, lalu
diolah kembali dengan menggunakan software tertentu. Namun jika masih belum
ditemukan kecocokan dan masih terdapat kekurangan, mereka akan kembali
mencarinya pada benda-benda yang lain.
Seperti Wall-E misalnya, pendesainan soundnya memanfaatkan sebuah pir sepanjang lebih dari dua meter, yang
ditarik keatas dan bagian atasnya diikat pada sebuah tangga kayu. Ben Burtt
melakukannya untuk menciptakan suara tembakan laser. Kemudian untuk membuat
suara robot Wall-E yang sedang
berjalan atau bergerak, ia menggunakan sebuah mesin bekas dengan sepasang kayuh
besi panjang di kedua sisinya. Ben Burtt mengayuhnya, memutar sepasang kayuh
tersebut kedepan, lalu ke belakang, mengatur kecepatannya, dan menyamakannya
dengan pergerakan yang dilakukan robot Wall-E.
Selain itu, juga ada suara dialog
yang diberikan efek suara robot. Untuk yang satu ini Ben Burtt melakukannya
dengan merekam terlebih dahulu suaranya langsung dari seorang dubber. Kemudian
ia akan olah kembali suara tersebut dan barulah diberi efek tertentu yang akan
membuat suara tersebut menjadi mirip dengan suara robot.
Pembuatan-pembuatan efek-efek suara
yang telah banyak dipaparkan kepada publik, menunjukkan adanya kesederhanaan
pencarian efek suara yang sesuai. Beberapa diantaranya didapatkan dari
barang-barang bekas yang sering dijumpai di sekitar para sound desainer. Mereka
merangkai benda-benda tersebut, mencoba menimbulkan suara-suara dari itu,
mencocokkannya dengan apa yang diperlukan. Jika telah dirasa cocok, maka suara
tersebut akan segera direkam untuk nantinya dimasukkan ke dalam komputer, lalu
diolah kembali dengan menggunakan software tertentu. Namun jika masih belum
ditemukan kecocokan dan masih terdapat kekurangan, mereka akan kembali
mencarinya pada benda-benda yang lain.
Seperti Wall-E misalnya, pendesainan soundnya memanfaatkan sebuah pir sepanjang lebih dari dua meter, yang
ditarik keatas dan bagian atasnya diikat pada sebuah tangga kayu. Ben Burtt
melakukannya untuk menciptakan suara tembakan laser. Kemudian untuk membuat
suara robot Wall-E yang sedang
berjalan atau bergerak, ia menggunakan sebuah mesin bekas dengan sepasang kayuh
besi panjang di kedua sisinya. Ben Burtt mengayuhnya, memutar sepasang kayuh
tersebut kedepan, lalu ke belakang, mengatur kecepatannya, dan menyamakannya
dengan pergerakan yang dilakukan robot Wall-E. Selain itu, juga ada suara dialog
yang diberikan efek suara robot. Untuk yang satu ini Ben Burtt melakukannya
dengan merekam terlebih dahulu suaranya langsung dari seorang dubber. Kemudian
ia akan olah kembali suara tersebut dan barulah diberi efek tertentu yang akan
membuat suara tersebut menjadi mirip dengan suara robot.
Point 2
Ringkasan Artikel Web filmsound.org
Sejak pertengahan 1970-an, desain
suara telah menjadi bagian penting dari kebanyakan film besar. Proses pembuatan
desain suara seringkali dirahasiakan. Namun ada pula beberapa sound desainer
yang dengan sengaja memberikan bocoran. Tentu saja dengan beberapa alasan
tersendiri.
Berbagai
macam soundtrack terdiri dari tiga unsur penting:
- Suara Suara manusia atau dialog
- Efek suara, meliputi suara sinkron dan asinkron
- Musik atau musik latar belakang
Selain
itu, terdapat tujuh langkah kunci dalam menciptakan desain suara:
- Menentukan suara apa yang dibutuhkan,
- Mengumpulkan bahan baku,
- Memanipulasi dan mengedit suara,
- Mengintegrasikan mereka ke dalam film,
- Merevisi sampai puas atau waktu habis,
- Mencampur suara,
- Memberikan produk jadi ke klien.
Sebagian besar proyek film dimulai
dengan sesi bercak, yang dihadiri oleh desainer suara dan sutradara film.
Bercak adalah proses menonton adegan, membuat daftar elemen sound yang
dibutuhkan, dan membagi mereka ke dalam lapisan konstituen yang berbeda.
Dalam arti luas, tujuan dari
pembuatan desain suara adalah untuk menambah atau meningkatkan nyawa dari
sebuah cerita. Unsur-unsurnya dapat mencakup membanting pintu, celetuk kriket,
atau beep komputer.
Referensi
Youtube.
Everything Wrong With WALL-E in 12
Minutes Or Less: https://www
.youtube.com/ watch?v=9qHSiLwLGug.
Diakses pada hari Kamis, 18 Februari 2016 pukul 7.48 PM
Youtube. Animation Sound
Design: Ben Burtt Creates the Sounds for Wall-E (Part 1 of 2): https://www.youtube.com/watch?v=TSf8Er2gV_Q.
Diakses pada hari Kamis, 18 Februari 2016 pukul 7.52 PM
Youtube. Animation Sound Design: Ben Burtt Creates the Sounds for Wall-E (Part 2
of 2):
https://www.youtube.com/watch?v=eySh8FOUphM.
Diakses pada hari Kamis, 18 Februari 2016 pukul 7.52 PM
Youtube. WALL E Animation Sound Design part 1:
https://www.youtube.com/watch?v=
NsfbXGDwaA. Diakses pada hari Kamis, 18 Februari 2016 pukul
8.00 PM
Youtube. WALL E Animation Sound Design part 2:
https://www.youtube.com/
watch?v= 6Cpoww6iKyA. Diakses pada hari Kamis, 18 Februari
2016 pukul 8.03 PM
Youtube. Sound Design - Wall E (Part 1):
https://www.youtube.com/watch?v=
TBPxcTUhf8Q. Diakses pada hari Kamis, 18 Februari
2016 pukul 8.03 PM
Youtube. Sound Design - Wall E (Part 2): https://www.youtube.com/watch?v=
gF-a5B6iMe0. Diakses pada hari Kamis, 18 Februari
2016 pukul 8.06 PM
Sound
by Design. Make Pictures Come to Life
With Sound: http://www.digitalprosound. com/2001/03_mar/features/sound_design/sound_design.htm.
Diakses pada hari Kamis, 18 Februari 2016 pukul 8.41 PM
Sound
by Design. Make Pictures Come to Life
With Sound: http://www.digitalprosound. com/2001/03_mar/features/sound_design/sound_design.htm.
Diakses pada hari Kamis, 18 Februari 2016 pukul 8.50 PM
Filmsound.org.
Sound Design of King Kong: http://www.filmsound.org/marshall/
index.htm. Diakses pada hari Kamis, 18 Februari
2016 pukul 9.00 PM
0 komentar:
Posting Komentar